Setiap orang tentu menginginkan pernikahan yang bahagia, less conflict, jika ada masalah mudah terselesaikan, bukankah begitu?

Menurut John Gottman PhD, yang selama 40 tahun melakukan studi tentang relationship, ada 4 sikap yang menghancurkan sebuah hubungan, dan ternyata… ada kemiripan dengan beberapa kesalahan pengasuhan yang ada di buku Enlightening Parenting (EP)
Hmmm.. artinya kebiasaan melakukan kesalahan pengasuhan pada anak juga bisa menyebabkan kesalahan dalam memperlakukan pasangan. Demikian pula sebaliknya, komunikasi yang tidak harmonis antara suami istri akan berimbas pada pengasuhan anak. 
Hayoo.. siapa yang kalau kesal pada pasangan tapi takut konflik lalu anak jadi sasaran? … tunjuk jari…. 
Maka, menyembuhkan diri dari kebiasaab melakukan kesalahan pengasuhan, insyaaAllah juga memperbaiki kualitas hubungan dengan pasangan. 
4 Sikap tersebut adalah :
1. Criticism : suka mengkritik (fokus pada kekurangan) 
2. Contempt : menghina, baik secara verbal, fisik atau menunjukkan ekspresi merendahkan (ada unsur labelling, yang meskipun dalam hati akan tampak dalam ekpresi) 
3. Defensiveness : defensif (tidak mengambil tanggung jawab)
4. Stonewalling : mengabaikan 

Bagi yang sudah kenal EP insyaaAllah mudah menemukan ramuan antidot nya. Contohnya seperti di bawah ini

1. Menjadi detektif kebaikan.

Kalau ingin menyatakan keberatan bukan dimulai dengan “kamu itu. …”. Tetapi dengan kalimat “Aku merasa…”
Contoh pasangan terlambat pulang, instead of mengatakan
“kamu ini selalu pulang terlambat.. kamu ngga peduli perasaanku.. kemana aja. sama siapa… bla.. bla.. bla…” 
Menjadi 
“Aku kuatir kl kamu belum pulang jam sekian, lain kali telpon ya..”

2. Again detektif kebaikan, stop labelling, apalagi pakai kata-kata yang merendahkan

“Dasar kamu ini.. turunan ya dari..” “Gitu aja kok ngga ngerti sih..” “Duh ini kan tanggungjawabmu….”

Tapi apresiasi kebaikannya,

“Aku suka lho kalau kamu melakukan… seperti waktu….” (jika no 1 dan 2 digabung, mirip menegur efektif dalam EP kan)

3. Mudah dinasehati , empati dan mudah minta maaf lalu perbaiki

4. Kalau ngga ngerti mau ngomong apa atau takut konflik ya peluk aja dulu, minta maaf, pegang tangannya, “Beri waktu aku berpikir ya, aku bingung mau ngomong apa”. 
Sebaliknya kalau pasangan udah bingung mau ngomong apa, berhenti dulu deh ngomongnya, menegur itu yang efektif cukup 1 menit saja ala EP. Kalau kepanjangan udah kalimat-kalimat yang selebihnya sudah terhapus atau diblokir oleh pikiran pendengarnya 

Dengan mengetahui 4 sikap yang merusak sebuah hubungan, masing-masing dari kita bisa melakukan assessment atau penilaian diri, apa yang selama ini sudah kita lakukan dan bagaimana memperbaikinya. Fokuslah memperbaiki diri bukan menyodorkan artikel ini ke pasangan untuk menyuruh pasangan memperbaiki diri. InsyaaAllah, tidak ada orang yang imun pada kebaikan. Bukankah tidak akan disayangi orang yang tidak menyayangi?

Di dalam surah Al Baqarah 187 disebutkan “hunna libasun lakum wa antum libasun lahunna”, Libas dalam Al Qur’an meliputi beberapa makna yaitu pakaian (yang berfungsi sebagai penutup dan perhiasan), ketenangan, percampuran, kesenangan dan perbuatan baik.
Berfungsi menjadi pakaian yang menutupi aib dan melengkapi kelemahannya, menjadi perhiasan yang memperindah dirinya dan pribadinya, memberikan ketenangan (ngga bikin sumpek), bergaul dengan indah dan menggelorakan, being happy and fun together dan perlakukan dengan santun dan mulia.

Bukankan tuntunannya berimbang antara keduanya? Di dalam islam, para istri diperintahkan mengutamakan suami dan para suamipun dimotivasi oleh Rasulullah SAW dengan sabda beliau bahwa sebaik-baik lelaki adalah yang paling baik kepada istrinya. Sehingga tumbuh rasa saling empati.

Lalu bagaimana kalau hubungan sudah mendingin, ada cara untuk mempebaikinya? Tentu. Hentikan melakukan 4 sikap di atas, bangun kembali kedekatan seperti yang dilakukan sahabat saya mbak Juliana Dewi di artikelnya yang ini http://www.julianadewi.com/2017/01/cara-membangun-kemesraan-suami-istri-dengan-5-pilar-nlp.html

Indahnya kehidupan pernikahan tidak hanya membahagiakan di dunia dan insyaaAllah tuaian baiknya menunggu di akhirat.

Sumber: www.okinafitriani.com
IG @okinaf
FB Okina Fitriani